"Foto bersama nenek Anika Baun dan bapa pdt. Lot Baun"
Oleh: Erigovina Arauna
Jakarta, Senin, 20 Februari 2017
Atoni meto adalah sebutan untuk orang-orang Timor.
Atoni meto disebutkan untuk keseluruhan orang Timor. Pah meto yang
memiliki arti"tanah kering" tanah Timor yang pada
dasarnya adalah daratan kering, tanah mengandung zat kapur dan
berbatu-batu. Saya sangat tertarik dengan tanah Timor sehingga
saya menuliskan sesuatu untuk memecahkan persoalan yang saya alami
ketika saya penasaran dengan kata "atoni". Timbul
pertanyaan; apakah sebutan atoni adalah untuk ditujukan kepada keseluruhan
orang Timor? mencoba untuk memecahkan persoalan yang saya alami.
Saya mencari tahu dengan belajar bahasa Dawan "Uab Meto" yang adalah bahasa daerah asli
orang Timor. Pada tahun 2015 awal saya datang dan menginjakkan kaki di tanah
Timor, beberapa orang yang menjelaskan bahwyang dibaca atoni yang memiliki arti
yaitu orang. Jika menulis "atoni-atoni Meto" berarti memiliki arti "orang-orang Timor" dan
mereka pun membenarkan apa yang saya pelajari. Tetapi ketika saya
memperkenalkan diri saya kepada orang Timor dan berkata; "AU ATONI JAWA" saya
bermaksud bahwa saya memberitahu bahwa "SAYA
ORANG JAWA". Mendengar
perkataan saya, beberapa orang tertawa. Dalam hati saya berkata apakah perkataan
saya salah? apakah bahasa yang saya gunakan salah sehingga orang asli Timor
menertawakan saya? ataukah mereka bangga karena saya menggunakan bahasa yang
sering disebut "uab
Meto". Banyak pertanyaan
yang timbul dalam benak hati saya. Perasasan bersalah telah berani menggunakan uab Meto dan mungkin
beberapa orang pada saat itu berfikir bahwa saya sok bisa berbahasa Dawan.
Hal ini membuat saya semangat untuk memecahkan persoalan
yang saya alami. Pada tahun 2016 bulan Desember saya mendapat penjelasan dari
seorang guru yang bernama bapak Aleks Funome menjelaskan, bahwa atoni adalah sebutan untuk
kaum laki-laki. Kaum laki-laki Dawan akan memanggil atau menyapa kawan sesama
jenis dengan sapaan atoni.
Dan tidak mungkin digunakan oleh perempuan. Mungkin ini yang menjadi masalah
dalam diri yang akhirnya menimbulkan banyak pertanyaan yang berawal dari kata
"atoni". Pada akhirnya saya
memulai untuk mengumpulkan buku-buku tentang kebudayaan di Timor terkhususnya
tentang Kabupaten Timor Tengah Selatan. Dan saya memperbanyak buku untuk
menemukan masalah yang saya alami.Menurut Andreas Tefa Sawu, dalam bukunya
mengatakan;
Penggunaan
kata atoni sebagai
tanda pengenal umum bagi orang Dawan dalam kepustakaan-kepustakaan asing,
mendorong saya untuk terus mencari. Beberapa kemungkinan berikut ini bisa
menjadi bahan pertimbangan dan bantuan
untuk mengerti penggunaan sebutan atau nama atoni
bagi orang Dawan. Yang pertama adalah bahwa para pemberi informasi kebudayaan
dulu hingga sekarang adalah para bapak yang sekaligus, yang kedua, menjadi penjamin kelangsungan kebudayaan
sukunya, atau yang ketiga, yang
menjadi tenaga pembantu bagi peneliti serupa hanyalah kaum pria, dan yang keempat, otoritas penentu dalam memberi
informasi kepada orang asing adalah kaum lelaki, dalam hal ini para bapak
keluarga.[1]
Dari beberapa buku yang
saya baca, saya menyimpulkan bahwa kemungkinan besar para peneliti atau para
ahli kebanyakan yang membuat sumber-sumber data ataupun buku adalah orang
laki-laki. Sehingga kata atoni
menjadi tenar dan lebih dikenal dikalangan umum. Sehingga bagi saya yang bukan
orang Timor memiliki pengertian bahwa yang disebut atoni adalah orang (keseluruhan orang Timor) dan orang Timor pada
saat inipun membenarkan jika saya berkata seperti itu walaupun dalam pengertian
sesungguhnya hanya untuk para lelaki. Entah mengapa dari istilah ini saya
tertarik lebih dalam menggali tentang bahasa bahkan kebudayaan Timor.
Mudah-mudahan dari
pengalaman saya ini bermanfaat bagi para pembaca yang ingin tau tentang sebutan atoni pah Meto.
“AU USAT KAN MOFUS NBI PAH METO, MAS’ AU
NEKAK NBI PAH METO”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar